Foto: Ilustrasi pelayanan digital dan pelayanan manual. (Istimewa)

Tenggarong – Meskipun sistem Digital Desa telah diterapkan untuk mempermudah pelayanan administrasi, banyak warga masih lebih nyaman menggunakan cara konvensional.

Mereka tetap memilih datang langsung ke kantor desa karena sudah terbiasa dan merasa lebih mudah dibandingkan dengan layanan digital.

Di Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu, kebiasaan menggunakan sistem manual serta keterbatasan pemahaman terhadap layanan digital menjadi alasan utama warga belum beralih sepenuhnya.

Kepala Desa Kersik, Jumadi, menyampaikan bahwa program Digital Desa telah berjalan sejak 2022, tetapi adopsinya belum merata di masyarakat.

Menurutnya, sebagian warga masih menganggap layanan digital cukup rumit dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

“Sebagian masyarakat lebih nyaman datang langsung ke kantor karena merasa penggunaan aplikasi terlalu ribet dan harus belajar dulu,” ujar Jumadi, Rabu (5/3/25).

Padahal, digitalisasi pelayanan menawarkan berbagai keuntungan, seperti kemudahan akses, efisiensi waktu, serta transparansi dalam administrasi.

Dengan sistem ini, warga dapat mengurus dokumen tanpa antre atau keluar rumah, sekaligus mengurangi risiko kesalahan pencatatan.

“Kalau menggunakan sistem Digital Desa, warga tidak perlu antre atau keluar rumah. Semua bisa dilakukan lebih cepat dan praktis,” tambahnya.

Meski layanan digital telah diterapkan, pemerintah desa tetap membuka pelayanan manual bagi warga yang masih membutuhkannya.

Jumadi berharap masyarakat mulai terbiasa dengan teknologi agar tidak tertinggal perkembangan zaman.

“Kami tidak memaksa, tapi ke depan, penggunaan teknologi akan semakin penting. Sebaiknya masyarakat mulai membiasakan diri dengan layanan digital agar bisa merasakan manfaatnya,” pungkasnya. (Adv/ak)