Foto: Kepala Desa Loa Raya, Martin. (Akmal/habarpesisir)

Tenggarong – Status Desa Mandiri yang diraih Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, pada tahun 2024 bukanlah hasil kebetulan.

Capaian ini lahir dari gotong royong warga dan arah pembangunan desa yang dijalankan dengan perencanaan matang dan berkelanjutan.

Kepala Desa Loa Raya, Martin, menyebutkan bahwa capaian ini merupakan hasil proses panjang yang dibangun bersama masyarakat.

“Bukan semata soal pembangunan fisik. Kami ingin masyarakat benar-benar mandiri secara ekonomi, sehingga sejak awal kami dorong kegiatan pemberdayaan seperti penyaluran bantuan ternak kambing dalam jumlah besar,” ujarnya, Kamis (1/5/25).

Bantuan ternak tersebut bersumber dari Dana Desa yang dialokasikan khusus untuk program pemberdayaan.

Selain itu, fasilitas umum terus diperkuat. Kini, warga Loa Raya dapat menikmati lapangan sepak bola, bola voli, hingga gedung bulu tangkis yang aktif digunakan untuk kegiatan olahraga dan sosial.

“Fasilitas ini bukan hanya simbol pembangunan, tapi juga menjadi ruang bertumbuhnya partisipasi dan solidaritas antarwarga,” jelas Martin.

Saat ini, Pemerintah Desa Loa Raya juga tengah mematangkan lahan untuk pembangunan pasar desa. Targetnya, pasar ini dapat berdiri dan beroperasi penuh pada tahun 2026 melalui dukungan dari perangkat daerah terkait.

“Kami ingin pasar ini menjadi pusat ekonomi baru warga. Ini strategi jangka panjang agar desa terus tumbuh,” tambahnya.

Dengan posisi geografis yang berdekatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara, Martin menegaskan bahwa Loa Raya tidak ingin tertinggal.

“Letak kami strategis, dan itu jadi dorongan tersendiri. Ini soal harga diri sebagai desa penyangga ibu kota kabupaten. Kami ingin buktikan bahwa kami mampu bangkit dan mandiri,” tegasnya. (Adv/ak)