Foto: Rapat sosialisasi rencana pembangunan jembatan besi Tenggarong. (Akmal/habarpesisir)

Tenggarong – Proses pembongkaran Jembatan Besi di kawasan Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara (Kukar) resmi dihentikan sementara.

Keputusan ini merupakan hasil kesepakatan dalam rapat bersama yang digelar di kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar dengan melibatkan berbagai pihak, Senin (14/4/25).

Jembatan yang telah berdiri sejak era kolonial Belanda ini memiliki nilai historis tinggi bagi masyarakat Tenggarong.

Usianya yang telah mencapai 87 tahun membuatnya tidak hanya menjadi penghubung antarwilayah, tapi juga bagian dari identitas kota.

Namun, berdasarkan kajian teknis dari tim Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), kondisi jembatan dinilai cukup membahayakan karena mengalami kerusakan struktural akibat korosi dan usia pakai yang sudah melewati batas.

Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, menyampaikan bahwa pihaknya tidak menutup mata terhadap nilai sejarah yang dimiliki jembatan tersebut.

Dalam rapat, ia menegaskan bahwa niat untuk melakukan pembongkaran bukan berarti mengabaikan nilai-nilai historis.

“Tidak ada maksud kami untuk menghilangkan sejarah jembatan itu. Kami sependapat bahwa penting untuk memerhatikan aset sejarah yang ada,” ujarnya.

Ia menambahkan, salah satu poin penting hasil rapat adalah pembentukan tim percepatan yang bertugas melakukan kajian mendalam serta menyusun opsi-opsi terbaik dalam perencanaan pembangunan ke depan.

“Kami menyetop kontrak ini sementara waktu, dan akan mengurangi aktivitas sampai ada rekomendasi dari pihak tim,” tegas Wiyono.

Ia juga menyadari bahwa proses sosialisasi proyek ini belum maksimal, dan pihaknya akan menjadikan hal ini sebagai pembelajaran agar pelibatan masyarakat lebih diperhatikan pada tahap-tahap berikutnya.

“Kami berterima kasih atas masukan masyarakat, karena ini semua untuk kepentingan kita bersama,” tutupnya. (Adv/ak)